KEBANGKRUTAN BANK-BANK AS TIDAK MENUNJUKKAN TANDA-TANDA PENULARAN DI PASAR NEGARA BERKEMBANG

Bank-bank As Gagal Satu Demi Satu. Ini Sama Sekali Bukan Pernyataan Yang Meremehkan. Kegagalan First Republic Bank Melampaui Kegagalan Washington Mutual Pada Tahun 2008 Menjadi Kegagalan Bank Terbesar Dalam Sejarah As. Setidaknya Ada Tiga Bank Lain Yang Kolaps Atau Hampir Kolaps. Termasuk Pacmutual. Perusahaan Mengatakan Selasa Bahwa Mereka Telah Kehilangan Hampir 10% Dari Simpanannya.

Bank-bank

Ini Seperti Versi Baru Dari Krisis Keuangan 2008.

Meningkatnya Imbal Hasil Obligasi Mendevaluasi Kepemilikan Bank Yang Ada Dan Memperburuk Kesulitan Keuangan Bagi Bank.

Tapi Melihat Ke Luar As. Bank-bank Pasar Berkembang Bertahan. Bahkan Bank-bank Rusia. Yang Mendapat Sanksi Dari Barat. Tidak Bangkrut. Ini Termasuk Bank Swasta Non-pemerintah Seperti Bank Alfa .

See also  MEMULIHKAN KEPERCAYAAN PADA SISTEM KEUANGAN SERANGKAIAN KEGAGALAN BANK DI AMERIKA SERIKAT,

“hal Yang Sama Tidak Terjadi Dengan Bank Pasar Berkembang. Josh Rubin. Manajer Portofolio Di Perusahaan Investasi Thornburg Investment Management. Mengatakan:

Tidak Semua Kegagalan Bank As Disebabkan Oleh Penurunan Nilai Obligasi.

Beberapa. Seperti Silicon Valley Bank. Dijalankan Dengan Buruk. Bank Di Pasar Negara Berkembang Seperti Brasil Telah Belajar Mempersiapkan Diri Menghadapi Risiko. Banyak Negara Di Amerika Latin Dan Asia Tenggara Telah Belajar Dari Inflasi Dua Digit Selama Bertahun-tahun. Jatuhnya Mata Uang. Dan Gagal Bayar Utang Negara.

Pada Tahun 2018. Ketika Suku Bunga Global Mulai Naik. Bank-bank Pasar Berkembang Melewatinya Tanpa Hambatan. Bank-bank Itu Sendiri Sehat. Bahkan Jika Saham Mereka Terpukul. Misalnya. Saham Bank Itau Brasil Turun Lebih Dari 26% Sejak 2018. Sementara Dana Yang Diperdagangkan Di Bursa (Etf) Yang Melacak Sektor Keuangan As Naik 13.5%.

Bank-bank Pasar Berkembang Juga Tidak Melakukan Transaksi Besar Untuk Jumlah Kecil Seperti Yang Dilakukan Bank-bank Barat.

Anda Tidak Sering Mendengar Bahwa Bank-bank Amerika Latin Dan Afrika Menghadapi Simpanan Agunan Tambahan Yang Sangat Besar Yang Tidak Mampu Mereka Beli Karena Mereka Telah Meningkatkan Portofolio Mereka Lima Kali. Hal Seperti Ini Tidak Terjadi Di Negara Berkembang. Tindakan Tersebut Memperparah Masalah Bank-bank Barat Yang Lebih Memilih Suku Bunga Rendah Karena Biaya Transaksi Kredit Rendah.

See also  'BOLA BASKET' SUTRADARA YANG SELALU BERUBAH… KONFRONTASI TAKTIS CHAMP WAR 'MEMBERI ATAU MENERIMA'

Bank Sentral Pasar Berkembang Juga Tampaknya Mencapai Keseimbangan Yang Sangat Penting Sekarang. Menurut Rubin. Untuk Satu Hal. Itu Mulai Menaikkan Suku Bunga Lebih Awal Dari Bank Sentral Di Negara Maju. Sehingga Dalam Lingkungan Inflasi Saat Ini Tidak Perlu Seagresif Di Amerika Serikat Atau Eropa. Faktor Lain Yang Jauh Lebih Umum Di Pasar Negara Berkembang Daripada Negara Maju Adalah Suku Bunga Variabel. Deposan Telah Mendapatkan Pengembalian Yang Layak Dalam Beberapa Tahun Terakhir Karena Suku Bunga Telah Meningkat. Sementara Peminjam Meminjam Dengan Suku Bunga

Mengambang. Dengan Kata Lain. Dalam Lingkungan Kenaikan Suku Bunga Saat Ini.

Bank Menyeimbangkan Margin Bunga Bersih Dan Selisih Antara Simpanan Dan Pinjaman Saat Suku Bunga Naik. “dari Perspektif Bank Sentral. Mereka Bisa Fokus Untuk Mengkapitalisasi Sistem Perbankan.” Kata Rubin. “Inflasi Tampaknya Telah Mencapai Puncaknya Di Hampir Semua Negara Berkembang. Bank-bank Sentral Kemungkinan Besar Akan Memangkas Suku Bunga. Yang Seharusnya Memberikan Penarik Positif Untuk Momentum Ekonomi. Sangat Mungkin Untuk Berjalan Di Atas Tali Yang Cukup Sulit Dilakukan Oleh Negara-negara Barat.” Dia Dikatakan. Pasar Negara Berkembang Mungkin Terlihat Bagus Sekarang. Tetapi Mereka Bisa Menderita Jika Krisis Perbankan Memburuk Di As.

See also  AIRTAG APPLE HARUS DIMILIKI UNTUK MENGEMUDI, DAN 500 DIDISTRIBUSIKAN SECARA GRATIS UNTUK MENCEGAH PENCURIAN MOBIL DI NY

“Dari Perspektif Makro. Jika Krisis Perbankan Memburuk Dan Federal Reserve As Tidak Bertindak Cepat. Ada Risiko Pengetatan Likuiditas Yang Tajam Dan Mungkin Apresiasi Dolar Yang Tajam. Ini Bukan Saat Yang Tepat Untuk Memiliki Obligasi. Kata Brian Mccarthy. Mitra Pengelola Di Firma Penasihat Keuangan Macrolens.

“Jika Bank-bank As Gagal Dan The Fed Tidak Melakukan Apa-apa. Mungkin Tidak Seburuk 2008. Tapi Saya Melihat Perkembangan Serupa Di Seluruh Dunia.”